Senin, 28 Desember 2009
8 Dubes Antre Pesan Buku Membongkar Gurita Cikeas
YOGYAKARTA - Ramainya pemberitaan seputar buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro ternyata membuat animo masyarakat untuk mengkoleksinya semakin tinggi. Tidak tanggung-tanggung sejumlah pihak kedutaan besar pun ikut antre memesan.
“Ada 8 dubes dan 13 perguruan tinggi (PT) yang telah ikut memesan buku ini. Pesannya pun tiap PT bisa antara 50-100 buku,” ujar Direktur Galang Press Julius Felecianus, Senin (28/12/2009). Namun dia tidak merinci siapa saja yang telah memesan.
Julius menambahkan selain itu hampir seluruh parpol minus Demokrat telah ikut memesan pula. Sementara pansus hak angket Century kata Julius juga telah membeli sekira 50 buku. Menurut Julius meski sempat menjadi polemik sampai sekarang belum ada return (pengembalian) buku dari toko buku khususnya di Yogyakarta.
“Meski sulit dicari toh belum ada pengembalian. Kita tunggu sampai Rabu. Kalau tak dijual dan hanya disimpan nanti kita minta ditarik agar didistribusikan ke tempat lain,” katanya.
Ia juga sempat menyayangkan hilangnya buku ini dari pasaran. Diperkirakan toko-toko buku tersebut takut sewaktu-waktu digugat jika menjualnya sehingga untuk sementara waktu disimpan.
“Nanti kami minta surat dari Komnas HAM agar mereka tak takut menjual, sementara masyarkat juga tak takut membeli,” imbuhnya.
Buku Membongkar Gurita Cikeas menjadi buah bibir karena memuat sejumlah fakta mengenai keterlibatan SBY dan lingkaran dekatnya dalam kasus Bank Century. Sementara, kalangan Partai Demokrat dan SBY menganggap buku setebal 140 halaman itu hanya fitnah dan tidak memuat fakta yang akurat.
Kontroversi buku ini semakin menggelinding karena buku bersampul putih itu sulit didapatkan di pasaran. Ada yang mencurigai langkanya buku tersebut karena ditarik dari peredaran secara diam-diam, namun sebagian mengganggap buku tersebut sulit didapat karena sudah habis diburu orang yang penasaran dengan isi buku kontroversial tersebut.(Satria Nugraha/Trijaya/fit)
www.okezone.com
Label: berita ku
0 komentar:
Posting Komentar