Kamis, 17 Desember 2009

Berita terkini

2009, Kasus Pembunuhan Jurnalis Terbanyak
Laurencius Simanjuntak - detikNews



Jakarta - Tahun 2009 merupakan tahun kelam bagi para jurnalis di seluruh dunia. Setelah pembantaian jurnalis di Filipina November lalu, angka pembunuhan jurnalis tahun ini langsung melejit menewaskan 68 orang.

Demikian disampaikan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), seperti dilansir Reuters, Kamis (17/12/2009).

Kelompok kebebasan pers menjelaskan, angka kematian jurnalis pada tahun 2008 adalah 24 orang. Sedangkan 2007 adalah 67 orang, ketika kekerasan melanda Irak. Negara ini menjadi negara paling mematikan bagi jurnalis selama 6 tahun terakhir.

Irak berada di urutan ketiga negara-negara yang mematikan bagi jurnalis tahun ini. Hitungan tiap tahun menunjukkan angka kematian jurnalis terendah di Irak adalah sejak AS pertama kali menginvasi Irak pada 2003.

Filipina berada pada posisi puncak dengan 32 kematian. Di antaranya 31 tewas dalam pembantaian di Provinsi Manguindanao 23 November lalu. Sementara Somalia, yang dianggap sebagai negara aman buat para militan dan ekstrimis berada di posisi kedua.

"Ini telah menjadi tahun pembinasaan dunia media yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tren kekerasan juga bertahan dalam waktu yang lama," kata Direktur Eksekutif CPJ Joel Simon.

"Kebanyakan korban adalah reporter lokal yang meliput di komunitasnya," imbuhnya.

"Pelaku mengira, berdasarkan preseden, bahwa mereka tidak akan pernah dihukum. Apakah itu pembunuhan di Irak, Filipina, Rusia atau Meksiko. Merubah asumsi ini adalah kunci untuk mereduksi kematian korban," kata Joel.

(lrn/lrn)


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar