Jumat, 17 Desember 2010

Skenario Isenk

Tema : Sisi lain kehidupan di Kampus
Judul : kampus ku adalah kampus mu

Cerita ini berkisah tentang Dira yang merupakan mahasiswi dimana dia tidak hanya menjadikan kampus sebagai tempat mencari ilmu saja tetapi juga tempat mendapat teman, cinta dan karir serta pengalaman unik yang akan menjadi kenangan sepanjang hidup menuju kedewasaan.
Orang tuanya bilang “ kuliah itu tidak sama dengan masa SMA, di kampus tidak sama dengan di sekolah”, karena perkataan itulah 5 sekawan ini mulai berpetualang dalam kampus untuk membuktikan apa benar yang dikatakan orang tua kebanyakan.
Seperti mahasiswa pada umumnya, mereka datang ke kampus dan masuk kelas saat jam mata kuliah dimulai dan keluar saat jam telah berakhir. Namun apa yang dilakukan 5 mahasiswa ini selama ada di kampus jika tidak ada jam kuliah…??? Dan apakah mereka pulang saat jam kuliah telah berakhir…??? Lalu apa benar kampus hanya bisa untuk mencari ilmu demi mendapat gelar sarjana saja. Dan bagaimana apa yang mereka dapat selama di kampus…??.








Skenario

Namaku Dira, lengkapnya Saldira Muldista aku adalah mahasiswi jurusan akuntansi tingkat 1. Aku kuliah di sini sebatangkara (alias : tidak ada orang yang aku kenal). Tapi aku sangat yakin kalau aku pasti dapat dan punya teman di kampus ini, meskipun orang tuaku sempat melarang aku kuliah.
“kamu yakin mau kuliah di Gunadarma??” tanya mama.
“iya ma, aku yakin 100% kok. Kenapa ma??” jawabku.
“kamu tidak takut nak, kan tidak ada yang bisa mama titipin untuk menjaga dan mengawasi kamu nanti” tanya mama lagi.
“Ma..ma… aku ini uda besar lho, kenapa mesti dititipin sih, malu ah sama yang lainnya. Uda mama tenang aja deh..” jawabku lagi.
“bukan begitu nak.., dunia kampus itu beda sama dunia sekolah dan teman kuliah itu juga tidak sama dengan teman SMA, mereka itu sangat individu dan pergaulan cukup bebas sayang” ucap mama.
“Ma… tenang saja, anak mama ini akan baik-baik saja, aku janji akan dapat teman baik dan lulus tepat waktu pokoknya, hehe” jawabku sekenanya.
“ya sudah lah kalau begitu mau kamu, besok akan mama urus keperluan kamu kuliah di Gunadarma” mamaku mengakhiri perdebatan kami.
Ya karena perdebatan ini aku semakin mantap untuk masuk di Gunadarma dan akan membuktikan ke mamaku kalau dunia kuliah itu tidak seperti itu.
Saat perkuliahan pun tiba…
“hufth… BT abizzzz, uda jam berapa ini?? Masa belum datang juga nih dosen” grutuku dalam hati. Sambil melihat kanan kiri tanpa sengaja mataku melihat seorang cowok yang tiba-tiba menjadi bingung. Agar tidak canggung nanti di kelas jika dia teman satu kelas maka aku lemparkan senyum manisku,hehehe…. Eh… dia terlihat grogi. sukses hehe…
“hai…!! aku Vira” sapa seseorang yang duduk disebelahku.
“kamu masuk kelas 1eb07 juga y??” lanjutnya.
“eh.. hai juga..!! iya aku di kelas ini juga, o.. ya aku Dira, salam kenal ya” jawabku sambil berjabat tangan dengannya.
Aku mengobrol banyak dengan Vira, mulai dari SMA di mana, sampai alasan kenapa kita masuk akuntansi dan kuliah di Gunadarma. Karena sudah tidak ada bahan pembicaraan lagi dan untuk menghilangkan rasa bosan menunggu dosen maka tanpa sengaja aku melempar pertanyaan saat mataku dan mata cowok itu bertemu kedua kalinya, dan dia terkaget bukan main hehe..
“hmmmm…. Vir kamu kenal cowok yang dekat pintu itu tidak??”
“yang pake kaos putih?? Itu Andra teman ku di SMA, kenapa memangnya Dir???”
“bukan yang itu, tapi yang pake switer coklat Vir hehehe…”
“Oooooooh…. Bilang dong, hehe…, itu Ridwan teman satu kampong sama Ridwan, ada apa sih kamu nanya dia”
“g ada apa-apa kok, Cuma ingin tahu saja coz dari tadi perasaanku bilang dia liatin aku terus… apa dia pernah liat aku di TV mungkin ya??”
“ hahahaha liat kamu di “SERGAP”….”
“sial kamu Vir.. hahahaha”
“Eh… bener dia liatin kamu tuh Dir, perasaan kamu g salah ternyata, cie….. cie…. Hahahaha”
“apa-an sih kamu, diam ah jangan berisik nanti ketahuan yang lain bisa malu kan…”
Karena dosen tak kunjung datang, kita berduapun memutuskan untuk pergi mencoba Internet Longuage (ILONG) yang ada di sebelah perpustakaan. Sambil menyusuri jalan menuju ILONG kita melihat betapa sibuknya penduduk kampus ini. Ada yang sedang bergosip ria di parkiran, ada yang mainin laptop entah apa yang mereka lakukan paling tidak jauh dari buka facebook, terus ada yang nyanyi-nyanyi seperti suara “fead 2 black feat bondan”. “Hmmm…. Apa begini ya sisi lain kehidupan kampus itu” gumamku dalam hati. Ya…. karena yang ada dipikiranku tentang kampus itu adalah penduduknya (mahasiswa) selalu membawa buku banyak dan tebal di tangannya. Lalu berjalan sendirian dengan cuek dan tak peduli pada sekitarnya. Saat hamper sampai di ILONG Vira menghentikan langkahku dan menunjukkan sms yang ada di handphonenya.
Masuk Vir, dosen uda dateng nih… cepetan..
“Eh…. Uda masuk nih, yuk ke kelas Dira??? Dosen uda datang katanya, barusan Andra sms aku nih” suara Vira berbisik padaku.
“ya sudah ayo kita ke kelas sekarang” balasku dengan berbisik.
Saat semua masuk kelas, lagi-lagi secara tak sengaja aku menemukan Ridwan sedang memperhatikan aku, langsung masing-masing dari kami membuang muka ke arah dosen.
“gila ni cowok, maunya apa sih… apa ada yang salah ya sama dandanan aku, atau aku pernah mencuri dirumahnya kok dia ngeliatin aku dengan mata aneh gitu” pikirku dalam hati.


Dua Minggu kemudian……

Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi esok…
Yang kita tahu hanya menjalankan yang terjadi sekarang agar tidak seburuk kemarin…
Dan kita tidak berhak menghapus kejadian kemarin, melainkan kita jadikan pelajaran dan suatu kenangan untuk cerita esok….
Hidup hanya untuk melakukan hal-hal secara berulang..
Meski berulang, tetap saja…… Manusia hidup tidak untuk berbagi perasaan
Melainkan saling melempar pandangan..
Ini berarti rangkaian kata saja tak dapat mengungkapkan perasaan
Tapi dengan pandangan kita dapat berkomunikasi tentang rasa..

Aku hanya sanggup menguntai kalimat ini untuk mengartikan perasaanku sekarang ini. Yah…. Terlalu susah untuk menceritakan semua yang aku rasa, hingga aku teringat kata seorang temanku di SMA “klo aku mau menulis mungkin hidupku akan menjadi berlembar-lembar novel atau menjadi sinetron yang tak bisa ditebak apa dan kapan episode akhirnya”.
Setiap orang punya cerita, punya syair, punya lukisan, punya tarian di setiap perjalan hidupnya. Dan cerita ku, cerita mu, cerita kalian, cerita mereka tidak akan pernah sama, jikalau sama pasti beda akhirnya.
“Mana yang belum…???”
“Sini biar aku yang lanjutin..!!”
“Hallllllloooowwwww…… apa Dira masih ada di sini..???
Aku merasakan sebuah tangan memegang pundakku dan menggeser tempat dudukku.
Tarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan dengan suara Huffffrrrrttttttttttttttttt……!!!!
“Ada apa sih…??? Ganggu aja nih, g liat aku lagi apa nih..?” tanya ku dingin.
“Memang kamu lagi ngapain sih, dari tadi kita perhatikan kamu melamun terus. Tuh liat laptop uda mati dari tadi tapi masih diliatin aja” jawab Vira.
“Hah..??? masa sih…. Aduh… mana belum aku save lagi” kata ku panik.
“Wah bener-bener deh lo Dir, mana tugas dikumpulin besok, gimana nih Nal??” tanya Vira pada Nallya.
“……….” Diam, bingung dan Muka panik.
“……….” Santai aja dan cuek abis.
“……….” Senyum g jelas.
“Hahahahahahahahahahaha…… uda lah Vir, jangan ngerjain Dira liat tuh mimiknya berjuta rasa…” suara Nallya meledakkan kebingunganku.
“Berjuta rasa???? Permen kaliiiiii haahahahahaha” Vira tertawa puas.
“Sial… kalian berdua ngerjain aku ya ternyata…. Huuuu… awas ya tunggu pembalasanku” ungkap ku dengan kesal tapi malu saat aku tahu bahwa laptop itu hanya rehat sementara jika pemakai tak beraktivitas.
“Hahahahahahahaha” kita bertiga tertawa bersama.

Inilah kegiatan kita di kampus jika sedang absen mata kuliah karena alasan mengerjakan makalah untuk tugas besok. Padahal kita baru 2 minggu menjadi mahasiswi dan nih tugas uda dari 2 minggu yang lalu lho…. Parraaaahhhh….

“Woy…. Dir, kamu belum jawab pertanyaan kita nih” tanya vira setelah kita bertiga capek tertawa.
“Pertanyaan yang mana???” aku balik bertanya sambil mengangkat sebelah alisku.
“Nih anak bener-bener deh….!!!”
“Kamu ngelamunin apa sih..??? uda lah jangan mikirin Ridwan terus, pikirin nih tugas kita besok gimana… hehe pisss…???” Nallya menjawab sambil menatap mataku dan senyum menyindir.
“Ridwan..?? ngapain juga aku ngelamunin dia, kaya g ada yang lebih aneh aja selain dia….” ungkapku membela diri.
“yang bener hahahaha…… jadi selama ini dia aneh toh…. Uda 2 minggu masi belum mencoba mengobrol kamu, apa g pengen kamu…??? Hahaha” Vira meledekku.
“uda ah…. Jangan bahas dia lagi”
“hmmmm….. sebenarnya aku masih bingung sama masa depan aku, aku tidak pernah tau tujuanku, keinginanku, sampai perasaanku sebenarnya” jawabku.
Nallya dan Vira mendengarkan penuh perhatian.
“Aku bingung sama hidupku, karena itu juga aku g ingin kita bahas Ridwan dulu, aku senang kok dia selalu memperhatikan aku atau mungkin jika dia ada rasa sama aku tapi di lain sisi aku merasa tidak pantas bangga atas itu semua, aku ini bukan apa-apa, dia terlalu aneh buat aku, hehehe… karena itulah aku belum mencoba menyapa dan ngobrol sama dia..” lanjut ku dengan kepala menunduk dan menahan senyum agar kebohonganku tak terlihat oleh Nallya dan Vira.
“udah Dir, tenang aja ya…. Nanti kita bantu, kan kita teman gitu” ucap Vira pada ku.
“Thanks Guys… kalian memang teman baikku, g salah aku pilih teman hahaha” ungkapku dengan ceria dan tersenyum.
“udah yuk pulang, perpus uda mau tutup nih… “ lanjutku sambil memperlihatkan jam ditanganku pada mereka berdua.
Mereka setuju dan lupa dari rasa penasaran mereka tentang lamunanku tadi. Akhirnya kita pun kembali ke rumah masing-masing.


Lelahku slalu memandangmu
Namun ku hanya bisa tersenyum
Lelah ku slalu menunggumu
Tiada satu kata untukku
Semua yang terasa bahagiakanku
Mungkin kau yang bisa sejukkan aku selamanya….

Ku dengar lirik after pada saluran radio UG, “Jadi teringat Ridwan, sedang apa ya dia??” pikirku. “Ridwan apa kamu tahu jika aku tersiksa selama 2 minggu ini karena ulahmu, mengapa kau berhenti saat aku mulai merasakannya, merasakan sesuatu yang tak jelas, yang menumbuhkan tanda tanya besar dalam diriku”. Aku mengeluh sambil mengingat sesuatu.

Ungkapkanlah semua isi dihatimu bila kau ingikan aku
Katakanlah segera jangan terlalu lama
Karena ku butuh cinta….

Mungkinkah aku terus menunggumu, atau sebaiknya aku yang memulainya duluan…
Tapi bagaimana jika rasamu atau rasaku ternyata berbeda…
Atau apa yang harus aku lakukan jika rasa ini benar…
Ridwan… aku ingin penjelasan darimu, aku ingin kita berjalan seharian sambil mengutarakan apa yang terjadi sebenarnya… selama 2 minggu ini….
Tidak inginkah kamu berhenti menyiksa hatiku… tidak inginkah kamu tahu hatiku….
Apa kamu sudah bosan karena aku tak pernah menyapa dan mengobrol dengan dirimu saat aku di depanmu, di sebelahmu atau di belakangmu..
Ridwan… apa sebenarnya yang kamu cari… dan yang kamu tunggu dari aku.
Dan apa sebenarnya yang aku rasakan ini, hanya sebuah simpati atau perasaan kagum saja…
Rasa penasaran apa ini…


“Dir, temani aku nunggu Nallya ya di BPR (Bawah Pohon Rindang/ tempat duduk untuk ngumpul atau janjian) sebelum kelas masuk” Sapa Vira saat kita bertemu di Gerbang Kampus.
“Ok, sob…” jawabku santai.
Tin…..tin…. suara klakson motor menyapa kami yang sedang duduk, tapi aku tak melihat dari mana asal suara itu karena novel yang aku baca sedang asik.
“Hai… Vir, ngapain di sini…?? G ke kelas??” teriak si pengendara motor yang sedang menghampiri kami. Aku tetap tak berharap ingin tahu siapa orang itu.
“lagi nunggu Nallya nih, kamu sendiri kenapa g cepat-cepat parkir tuh motor kan tinggal 5 menit lagi kita masuk lho..” balas Vira dengan teriak juga.
“Ssstttttt….. g pake teriak g bisa apa kalian!!!” protes ku sambil memegang kuping dan tersadar ketika pegendara motor itu sudah ada di hadapan kita berdua.
“be……ri….sik……tau” lanjut ku dengan gugup saat pengendara motor itu membuka helm yang menutupi kepalanya tadi. Aduh kenapa aku jadi grogi gini, kacau nih…, “lebih baik aku beli air minum dulu ah” pikirku dalam hati.
“Vir, aku beli aqua dulu ya ke depan… haus ni, ok..” ungkapku sambil berdiri.
“ye…. Sini dulu lah, kenalin Wan ni Dira teman sekelas kita” Vira memegang tangan ku dan mengarahkanya pada pengendara itu untuk berkenalan.
“Ridwan….” Sapa pengendara itu membalas jabatan tanganku.
“sial ni Vira, uda kenal tw masa 2 minggu baru kenalan sekarang sih, bikin malu aja deh….” gerutuku dalam hati.
“Sal….di….ra….” balas ku dengan grogi. Ya Allah mimpi apa aku semalam, kenapa aku mesti grogi gini kan malu. Padahal sudah 2 minggu ini aku maenantikan saat seperti ini hehehe……
“aku beli minum dulu ya… uda haus banget nih…. Kalian mw nitip g???” tawar ku pada mereka.
“iya aku mw satu gelas ya” jawab Ridwan dingin.
“baiklah klo gitu…” jawabku sambil melangkah menjauhi mereka.
Lalu aku menoleh ke arah Vira dan berkata “O iy Vir, tunggu aku ya” pinta ku pada Vira.
Huh…. Bodohnya aku, kenapa aku mesti grogi sih… kenapa juga aku mesti menghindar dengan alasan beli minum, padahal kan ini lagi gerimis… huft…..
Saat aku kembali dari membeli minuman ternyata Ridwan sudah tidak ada, yang terlihat hanya Vira dan Nallya.
“nih minumnya….” Entah kenapa aku menawarkan minum pada mereka dengan rasa kecewa yang muncul tiba-tiba.
“kenapa kamu Dir?? Eh….punya Ridwan kamu bawa aja dulu, dia lagi parkir motor nanti ksi di kelas aja katanya”. Vira menjelaskan.
Hah….. apa-apa-an dia, masa aku harus kasi nih minuman sama dia sih… ah lebih baik aku alasan aja ke toilet, jadi biar Vira yang kasi deh hehehe…


Saat mata kuliah terakhir dosen masuk kelas hanya 30 menit, ya sekedar perkenalan saja. Jadi kita pulang cepat deh. Wow senangnya….. bisa lansung meluncur ke 21 nih sama Vira & Nallya dan pastinya tidak jadi pulang malam deh.
Setelah kelas bubar aku dan yang lain langsung keluar dan menuruni tangga.
“hai… vir jadi g kita nonton nih??” tanya ku pada Vira.
“sorry…. Dir aku g bisa nemenin kamu nonton nih, coz ada urusan sama pacar ku nih”. Jawab Vira.
“Oooo…. Ya uda g apa-apa kok, kamu Nallya gimana??” tanyaku pada Nallya.
“Hmmm….aku bisa sih tapi….” Jawabnya ragu.
“tapi aku mw mengantar mamaku dulu ke acara arisan keluarga nih” lanjutnya.
“hah…?? Yauda kalau begitu lain kali saja kita nontonnya deh, sebaiknya aku pulang aja melepas rasa kangenku sama mama, hehehe” ungkapku.
“beneran nih g apa Dir?? Mw diantar sampe depan g??”. tanya Vira dan Nallya bersamaan.
“beneran g apa-apa kok, tenang aja lah…. No problem, uda g usah diantar nanti kalian telat loh sama janjinya”.balasku.
“Ya uda deh kalau gitu… Bye..” Vira mengakhirinya.
Tapi entah kenapa tiba-tiba Vira berkata pada seseorang di belakang kami.
“Hey…. Kita titip Dira ya sama kamu, temenin dia jalan ke depan dan anterin sampai dia bener-bener naik angkutan ya….” Ucap Vira pada orang itu.
Aku bingung dan penasaran siapa sih orang itu, dan akhirnya akupun menoleh ke belakang dan tiba-tiba aku seperti tidak kuat untuk berjalan, detak jantungku bergetar cepat. Kenapa Viraaaaaa…….. kenapa harus RIDWAN lagi sih… ini menyebalkan….
Ku lihat Ridwan tersenyum dan membalas ucapan Vira “Oke Vir”.
“Ayo Dir, bareng ke depan…” suara Ridwan menegurku dingin dan cuek.
“Hati-hati ya Dir, dah….” Nallya berkata padaku.
“Bye…. Bye…” Vira melanjutkan.
“Bye… juga” jawabku dingin.
Akhirnya aku dan Ridwan jalan ke depan menuju gerbang tapi tiba-tiba dia menyuruhku berhenti dan bertanya padaku.
“Dira… rumah kamu dimana??? aku antar y??” tanyanya mengagetkan aku.
“…………..” bingung mw jawab apa.
“Dir, gimana??” tanyanya lagi.
“hah…?? Apa??? Kenapa?? Maaf aku g dengar nih??”dengan bingung aku menjawab seadanya (pastinya jawaban g jelas).
“yah dia tanya balik, ya uda kamu tunggu sini ya. Aku ambil motor dulu.” Jelasnya dengan pelan karena aku masih diam. Refleks ku pegang tangannya dan berkata “ja…. Ja…ngan……………..” hanya ini yang keluar dari bibirku.
“uda tenang aja, aku g akan lama kok ambilnya, Cuma 3 menit, atau kamu ikut ke parkiran ambil motor”. Jawabnya sambil senyum dan melepas tanganku lembut.
Aduh….ada apa sama aku sih… kenapa mesti gugup, ahhhhhhhh….. gimana nih, kalau aku ikut nanti dia piker aku penakut lagi, kalau aku langsung pulang saja nanti dia berpikiran yang bukan-bukan lagi. Kalau aku pulang sama dia nanti dia repot lagi, kan rumahku jauh. Apa aku alasan saja ya mamaku menjemputku. Tapi kasian nanti dia gimana.. huft…..
Tin…tin…. Sebuah motor berhenti disampingku, Ridwan menawarkan helm dan memintaku segera naik dibelakangnya.
“pegang aku erat-erat ya” katanya sambil menarik kedua tanganku untuk melingkar di pinggangnya.
“……………….” Kacauuuuuuuu.


Setelah hari itu aku selalu menghindar jika ada Ridwan. Berjuta alasan aku keluarkan pada Nallya dan Vira untuk dapat menjauh dari Ridwan.
Hingga akhirnya Ridwan meneleponku dengan alasan meminta jawaban tugas buat besok.
“Hallo…. Assalammu ‘alaikum”
“Wa’alaikum salam”
“Apa benar ini nomernya Saldira”
“Iya benar… maaf ini dengan siapa ya…??”
(sepertinya aku kenal nih suara, apa iya dia…??? Tapi mana mungkin dia kan g tahu nomor aku, lagian ngapain juga telepon aku)
“Ini aku Ridwan, Dir….masa g kenal sih sama suaraku hehe”
“hehe Ridwan toh.. ada pa??? tumben kamu telepon nih”
(hah… bener ini Ridwan???? Gilaaa…. ni cowok tahu aja sih nomer hp orang, kalau begini caranya aku harus bersikap pura-pura g tahu dengan dingin aja deh hehehe, semoga sukses)
“g ada apa-apa kok, Cuma mw tanya tugas buat besok saja nih, kamu uda belum Dir.. aku mw nyamain gitu”
“????, bentar ya aku ambi dulu bukunya”
(tumben nanya tugas sama aku, padahal kalau di kelas cueknya minta ampun deh ni cowok… )
“Oke deh”
Aku berlari ke kamar dengan cepat sampai menabrak tembok yang aku pikir itu pintu kamarku. Setelah menemukan yang aku cari aku langsung melanjutkan teleponku tadi.
“Halo…. Ridwan apa masi di sana??”
“Iy masih gimana kamu uda?? Eh ngomong-ngomong aku ganggu g nih Dir??”
“????? Hmmmm…. G kok, tenang aja aku lagi g ada kerjaan“

Pembicaraan ditelepon pun berlangsung lama karena dia banyak bertanya dan minta dijelaskan masalah tugas. Walau kadang-kadang dia bertanya yang membingungkan aku tiba-tiba. Seperti…
“ Dir, besok ke kampus yuk??”
(what???? Ke kampus??? G salah ni anak, kan g ada kuliah gitu besok, apa dia lupa jadwal y…???)
“ngapain??? Kan g ada kuliah??”
“uda jawab aja mau apa tidak itu uda cukup, jangan pake nanya deh”
(wah enak aja ni anak, tapi aku penasaran mw ngapain ya uda deh ikut aja, lagian di rumah juga g ada kerjaan besok)
“oke deh… besok aku ke kampus tapi jam berapa??”
“besok aku jemput kamu di rumah”
“……………??????”
(aduh jadi g enak pake dijemput, ada apa y kira-kira besok di kampus?? Paling juga banyak mahasiswa yang bolak-balik g jelas, atau bawa buku tebal atau yang dandan sok jadi mirip dosen hehe)
“ya udah sekarang istirahat deh kamu uda malam nih…… jangan lupa besok aku jemput kamu di rumah, jadi jangan bangun siang ya… aku malas nunggu”
(uh…. Dasar jelek ni orang, siapa dia berani ngatur begitu, salah sendiri mau jemput, aku aja g minta dia jemput, seharusnya sesuka perutku dong aku mau bangun jam berapa dan berangkat jam berapa, huft… kenapa juga aku mesti bilang dateng ke kampus besok y, SALAH BESAR SEKALI)
“hei….yang minta ditunggu gitu, o y ingat ya aku g minta dijemput jelek”
“iya…..iya…. hehehe, ya uda tunggu aku besok ya say, bye….bye..”
“say…say… sayur apa memangnya….? Iy bye juga deh…” aku mengakhiri dengan sedikit kesal.
(berani sekali dia…..!!!! pertama ngatur aku sekarang bilang “say”, bener-bener cowok yang aneh…… gayanya aja so’ cuek, so’ cool padahal LEBAY ABIZZZZZZ, hahahahahaha)
Tut……tut……tut……tut…… telepon pun berakhir.



Paginya ternyata Ridwan benar-benar menjemput aku dan aku baru sadar kalau hari ini adalah hari minggu. Karena aku bingung dan malu jadi aku ikut aja lah dia ke kampus, hari minggu paling juga g ada apa-apa di kampus, biar dia yang malu salah sendiri ngajak hari libur hehehe…

Tapi ternyata apa yang aku pikirkan salah semua, di hari minggu kampus ternyata rame… g sepi seperti dugaanku. Aduh jadi malu dalam hati nih hehe…

“Ridwan ada acara apa sih di kampus kok rame banget…??? Padahal kan hari minggu” tanyaku penasaran.
“makanya… non… ke kampus tiap hari..!!! hahahaha” ledek Ridwan.
(aku cuma senyum menahan malu)
“Di Kampus kita ini kalau hari minggu rameee karena banyak kegiatan mahasiswa, tuh liat di depan pos satpam banyak yang sedang latihan wushu, di sebelah Gedung 4 juga banyak anak BEM yang lagi berdiskusi buat kegiatan sosial, tuh anak-anak yang pake kemeja itu pada praktikum kebanyakan dari mereka itu orang-orang yang sudah bisa mencari uang sendiri alias uda kerja, trus satu lagi di sana (sambil menunjuk ke depan gerbang)anak-anak jalanan atau pengemis menjadikan kampus ini sebagai tempat latihan mereka yah…. Siapa tahu mereka bisa jadi pemain band atau seniman terkenal hehehe” jelasnya padaku.
“Ooooo….. begitu, tapi yang terakhir tuh kamu menyindir mereka ya hahahahaha”
“hahahahahaha, habis kamu itu masa kampus sendiri g tahu…”
“iya deh…… yang tahu, hihihi”
Kita berduapun bergabung dengan para anak jalanan yang lagi nyanyi di depan kampus. Dan tak ku sangka seorang Ridwan yang cuek menirutku itu ternyata bisa cepat bergabung dengan anak-anak ini, dan kita pun bercanda bersama dan makan bersama mereka, sampai akhirnya Ridwan dan anak-anak ini menyanyikan lagu khusus untukku. Oh……… harus malu atau senang aku saat ini hehehe…
Bila ada di dekatmu
Detak darahku mengencang
Pesona indah dirimu
Buatku mabuk kepayang
Jalan panjang yang kita lalui
bukanlah sebatas mimpi
Baru kini ku merasakan jatuh cinta sesungguhnya
Kau membuat jantung berdebar
Tubuhku bergetar… saat dengar bisikanmu
Kasih… seyummu selalu di hati
Sabarlah menanti ku kan bawa kau pergi

Cerita cinta para pujangga tak seindah kisah kita
Dan tak kan ada yang bisa merangkainya dalam kata-kata
Kau membuat jantung berdebar
Tubuhku bergetar… saat dengar bisikanmu
Kasih… seyummu selalu di hati
Sabarlah menanti ku kan bawa kau pergi
Mereka menyanyikan lagu milik Goliath, Oh…tidak… apa arti sebenarnya lagu ini y, hehe…. Apa benar untuk aku, mereka buat aku salah tingkah nih huhuhuhuhu

hmmm…. Ridwan karena sikap dinginmu itu aku mulai simpati padamu dan dengan sikap yang cuek kamu mengajakku mengenal kampus.
Kamu mengajarkan padaku untuk peduli pada sekitar, menikmati apa yang ada dan terjadi di hadapan kita tidak hanya sekedar menjalankannya saja.
Ridwan… Aku benar-benar menikmati rasa ini, terima kasih Tuhan…… dan terima kasih Ridwan…
Saat aku melamun dan merangkai kata dalam hati, tiba-tiba Ridwan sudah ada di hadapanku… dan memegang tanganku… Oooohhh…. Tidak kenapa aku gugup…… ada apa y???
“Dir…… dari awal perkuliahan aku merasa….” Uncapannya terhenti dan mendadak matanya menatap tajam dan tanpa senyum ke arahku.
“Hmmm???? Serius sekali kamu, ada apa?? Uda cerita aja…” tanyaku dengan bingung.
“aku merasa ada yang membuatku penasaran dengan dirimu, karena aku bingung dengan perasaanku itu akupun bersikap dingin dan cuek atau se-enaknya sama kamu…. Hmmm… maaf y……” Ridwan mengungkapkan isi hatinya dengan jujur.
“iya tenang aja aku tahu kok kalau itu, hehe…… ya uda lah ngapain juga dibahas. Yang penting kita sekarang uda jalan berdua bagiku g ada masalah kok hihhi…” dengan bingung aku menghiburnya.
“bukan itu Dir yang ingin aku dengar dari kamu,,,” ucapnya.
“…………………” (aku bingung).
“aku akan tenang jika kamu benar-benar memiliki rasa yang sama denganku, karena aku suka sama kamu, maaf kalau aku menyiksa perasaanmu mungkin” lanjutnya sambil mengusap kepalaku dengan tangannya.
“hufthhhhh…… kamu benar, itulah yang aku tunggu selama ini. Dan ternyata penantianku tidak sia-sia, hehehe”
“jadi…… sekarang kita berdua…” pertanyaanya berhenti karena terpotong olehku…
“Ssssttttt…… kita jalanin aja, biar mengalir seperti air. Kita nikmatin saja yang terjadi, ini akan lebih menyenangkan. Makasih kamu jujur dan telah mengajari aku akan sesuatu Ridwan”
“Hmmmmmm…… baiklah Dir, aku senang sekali rasanya. Tidak salah aku memilihmu hehehehe” ungkapnya.
“memilih aku buat apa…??? Hayo….??? Hehe” tanyaku sambil bergurau.
“memilih kamu untuk aku ajak jalan ke kampus hari minggu ini, hahahahahaha” ungkapnya lagi.
“huuuu…… dasar, kirain buat apa???” gerutuku.
“ye…… kesal dia, ya uda aku buat SALDIRA MULDISTY MENJADI PACARKU…… SEMOGA KITA BERDUA LANGGENG SAMPAI KAKEK NENEK YA…. wkwkwkwkwkwk….” Teriaknya dengan kencang.
“ah malu tau hahahahaha, RIDWAN Jeleeeeeeekekkekkkkkk”

“Cie………… selamat ya kak……” anak-anak tadinya bernyanyi kini mengantri mengucapkan selamat…
“Smoga cepat punya cucu y” canda mereka
“hahahahaha” kita semua tertawa bersama……


Hmmm… ternyata kampus itu berjuta ceritanya, tidak hanya cerita tentang mahasiswa yang selalu belajar untuk dapat gelar sarjana saja. Tapi juga tempat menghibur diri. Banyak kehidupan di dalamnya. Tidak hanya anak-anak yang mondar-mandir membawa buku tebal, membawa laptop, punya mobil keren, pakai drugs dan lain-lain. Tetapi juga ada kegiatan seperti wishu, kumpulan anak-anak yang aktif dengan organisasi kemahsiswaan, mahasiswa yang peduli dengan lingkungan sekitarnya seperti RIDWAN yang bermain, bercanda dan makan bareng anak jalanan…
Pokoknya tidak hanya seputar perkuliahan yang jadi bahan perbincangan, tapi juga seputar cinta, kerja-an, sahabat, musisi jalanan…… huh….. Dan sepandai-pandainya kita bergaul dengan orang, maka akan banyak manfaat yang kita dapatkan. Dan yang pasti banyak peristiwa yang bisa kita jadikan kenangan dan cerita buat anak-cucu kita nanti hehehe. Mama…… aku sudah membuktikan kalau perkataan mama itu tidak benar, karena di kampus ini aku tidak merasa sendiri, aku merasa seperti SMA sampai-sampai aku berpikir “ternyata masa indah itu bukan saat SMA melainkan saat KULIAH” hehehe. Aku punya teman, sahabat, dan kekasih yang setia membantu dan menghiburku. Terima kasih Mama, karena ucapan mamalah aku menjadi penuh semangat memilih melanjutkan Kuliah di Gunadarma. Dan terima kasih Kalian yang sudah membuat hidupku di kampus jadi lebih bermakna y… terutama Vira, Nallya dan yang penting Ridwan. Semoga hubungan kita benar-benar sampai kakek-nenek y hehehe………

Skenario Isenk

Tema : Sisi lain kehidupan di Kampus
Judul : kampus ku adalah kampus mu

Cerita ini berkisah tentang Dira yang merupakan mahasiswi dimana dia tidak hanya menjadikan kampus sebagai tempat mencari ilmu saja tetapi juga tempat mendapat teman, cinta dan karir serta pengalaman unik yang akan menjadi kenangan sepanjang hidup menuju kedewasaan.
Orang tuanya bilang “ kuliah itu tidak sama dengan masa SMA, di kampus tidak sama dengan di sekolah”, karena perkataan itulah 5 sekawan ini mulai berpetualang dalam kampus untuk membuktikan apa benar yang dikatakan orang tua kebanyakan.
Seperti mahasiswa pada umumnya, mereka datang ke kampus dan masuk kelas saat jam mata kuliah dimulai dan keluar saat jam telah berakhir. Namun apa yang dilakukan 5 mahasiswa ini selama ada di kampus jika tidak ada jam kuliah…??? Dan apakah mereka pulang saat jam kuliah telah berakhir…??? Lalu apa benar kampus hanya bisa untuk mencari ilmu demi mendapat gelar sarjana saja. Dan bagaimana apa yang mereka dapat selama di kampus…??.








Skenario

Namaku Dira, lengkapnya Saldira Muldista aku adalah mahasiswi jurusan akuntansi tingkat 1. Aku kuliah di sini sebatangkara (alias : tidak ada orang yang aku kenal). Tapi aku sangat yakin kalau aku pasti dapat dan punya teman di kampus ini, meskipun orang tuaku sempat melarang aku kuliah.
“kamu yakin mau kuliah di Gunadarma??” tanya mama.
“iya ma, aku yakin 100% kok. Kenapa ma??” jawabku.
“kamu tidak takut nak, kan tidak ada yang bisa mama titipin untuk menjaga dan mengawasi kamu nanti” tanya mama lagi.
“Ma..ma… aku ini uda besar lho, kenapa mesti dititipin sih, malu ah sama yang lainnya. Uda mama tenang aja deh..” jawabku lagi.
“bukan begitu nak.., dunia kampus itu beda sama dunia sekolah dan teman kuliah itu juga tidak sama dengan teman SMA, mereka itu sangat individu dan pergaulan cukup bebas sayang” ucap mama.
“Ma… tenang saja, anak mama ini akan baik-baik saja, aku janji akan dapat teman baik dan lulus tepat waktu pokoknya, hehe” jawabku sekenanya.
“ya sudah lah kalau begitu mau kamu, besok akan mama urus keperluan kamu kuliah di Gunadarma” mamaku mengakhiri perdebatan kami.
Ya karena perdebatan ini aku semakin mantap untuk masuk di Gunadarma dan akan membuktikan ke mamaku kalau dunia kuliah itu tidak seperti itu.
Saat perkuliahan pun tiba…
“hufth… BT abizzzz, uda jam berapa ini?? Masa belum datang juga nih dosen” grutuku dalam hati. Sambil melihat kanan kiri tanpa sengaja mataku melihat seorang cowok yang tiba-tiba menjadi bingung. Agar tidak canggung nanti di kelas jika dia teman satu kelas maka aku lemparkan senyum manisku,hehehe…. Eh… dia terlihat grogi. sukses hehe…
“hai…!! aku Vira” sapa seseorang yang duduk disebelahku.
“kamu masuk kelas 1eb07 juga y??” lanjutnya.
“eh.. hai juga..!! iya aku di kelas ini juga, o.. ya aku Dira, salam kenal ya” jawabku sambil berjabat tangan dengannya.
Aku mengobrol banyak dengan Vira, mulai dari SMA di mana, sampai alasan kenapa kita masuk akuntansi dan kuliah di Gunadarma. Karena sudah tidak ada bahan pembicaraan lagi dan untuk menghilangkan rasa bosan menunggu dosen maka tanpa sengaja aku melempar pertanyaan saat mataku dan mata cowok itu bertemu kedua kalinya, dan dia terkaget bukan main hehe..
“hmmmm…. Vir kamu kenal cowok yang dekat pintu itu tidak??”
“yang pake kaos putih?? Itu Andra teman ku di SMA, kenapa memangnya Dir???”
“bukan yang itu, tapi yang pake switer coklat Vir hehehe…”
“Oooooooh…. Bilang dong, hehe…, itu Ridwan teman satu kampong sama Ridwan, ada apa sih kamu nanya dia”
“g ada apa-apa kok, Cuma ingin tahu saja coz dari tadi perasaanku bilang dia liatin aku terus… apa dia pernah liat aku di TV mungkin ya??”
“ hahahaha liat kamu di “SERGAP”….”
“sial kamu Vir.. hahahaha”
“Eh… bener dia liatin kamu tuh Dir, perasaan kamu g salah ternyata, cie….. cie…. Hahahaha”
“apa-an sih kamu, diam ah jangan berisik nanti ketahuan yang lain bisa malu kan…”
Karena dosen tak kunjung datang, kita berduapun memutuskan untuk pergi mencoba Internet Longuage (ILONG) yang ada di sebelah perpustakaan. Sambil menyusuri jalan menuju ILONG kita melihat betapa sibuknya penduduk kampus ini. Ada yang sedang bergosip ria di parkiran, ada yang mainin laptop entah apa yang mereka lakukan paling tidak jauh dari buka facebook, terus ada yang nyanyi-nyanyi seperti suara “fead 2 black feat bondan”. “Hmmm…. Apa begini ya sisi lain kehidupan kampus itu” gumamku dalam hati. Ya…. karena yang ada dipikiranku tentang kampus itu adalah penduduknya (mahasiswa) selalu membawa buku banyak dan tebal di tangannya. Lalu berjalan sendirian dengan cuek dan tak peduli pada sekitarnya. Saat hamper sampai di ILONG Vira menghentikan langkahku dan menunjukkan sms yang ada di handphonenya.
Masuk Vir, dosen uda dateng nih… cepetan..
“Eh…. Uda masuk nih, yuk ke kelas Dira??? Dosen uda datang katanya, barusan Andra sms aku nih” suara Vira berbisik padaku.
“ya sudah ayo kita ke kelas sekarang” balasku dengan berbisik.
Saat semua masuk kelas, lagi-lagi secara tak sengaja aku menemukan Ridwan sedang memperhatikan aku, langsung masing-masing dari kami membuang muka ke arah dosen.
“gila ni cowok, maunya apa sih… apa ada yang salah ya sama dandanan aku, atau aku pernah mencuri dirumahnya kok dia ngeliatin aku dengan mata aneh gitu” pikirku dalam hati.


Dua Minggu kemudian……

Kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi esok…
Yang kita tahu hanya menjalankan yang terjadi sekarang agar tidak seburuk kemarin…
Dan kita tidak berhak menghapus kejadian kemarin, melainkan kita jadikan pelajaran dan suatu kenangan untuk cerita esok….
Hidup hanya untuk melakukan hal-hal secara berulang..
Meski berulang, tetap saja…… Manusia hidup tidak untuk berbagi perasaan
Melainkan saling melempar pandangan..
Ini berarti rangkaian kata saja tak dapat mengungkapkan perasaan
Tapi dengan pandangan kita dapat berkomunikasi tentang rasa..

Aku hanya sanggup menguntai kalimat ini untuk mengartikan perasaanku sekarang ini. Yah…. Terlalu susah untuk menceritakan semua yang aku rasa, hingga aku teringat kata seorang temanku di SMA “klo aku mau menulis mungkin hidupku akan menjadi berlembar-lembar novel atau menjadi sinetron yang tak bisa ditebak apa dan kapan episode akhirnya”.
Setiap orang punya cerita, punya syair, punya lukisan, punya tarian di setiap perjalan hidupnya. Dan cerita ku, cerita mu, cerita kalian, cerita mereka tidak akan pernah sama, jikalau sama pasti beda akhirnya.
“Mana yang belum…???”
“Sini biar aku yang lanjutin..!!”
“Hallllllloooowwwww…… apa Dira masih ada di sini..???
Aku merasakan sebuah tangan memegang pundakku dan menggeser tempat dudukku.
Tarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan dengan suara Huffffrrrrttttttttttttttttt……!!!!
“Ada apa sih…??? Ganggu aja nih, g liat aku lagi apa nih..?” tanya ku dingin.
“Memang kamu lagi ngapain sih, dari tadi kita perhatikan kamu melamun terus. Tuh liat laptop uda mati dari tadi tapi masih diliatin aja” jawab Vira.
“Hah..??? masa sih…. Aduh… mana belum aku save lagi” kata ku panik.
“Wah bener-bener deh lo Dir, mana tugas dikumpulin besok, gimana nih Nal??” tanya Vira pada Nallya.
“……….” Diam, bingung dan Muka panik.
“……….” Santai aja dan cuek abis.
“……….” Senyum g jelas.
“Hahahahahahahahahahaha…… uda lah Vir, jangan ngerjain Dira liat tuh mimiknya berjuta rasa…” suara Nallya meledakkan kebingunganku.
“Berjuta rasa???? Permen kaliiiiii haahahahahaha” Vira tertawa puas.
“Sial… kalian berdua ngerjain aku ya ternyata…. Huuuu… awas ya tunggu pembalasanku” ungkap ku dengan kesal tapi malu saat aku tahu bahwa laptop itu hanya rehat sementara jika pemakai tak beraktivitas.
“Hahahahahahahaha” kita bertiga tertawa bersama.

Inilah kegiatan kita di kampus jika sedang absen mata kuliah karena alasan mengerjakan makalah untuk tugas besok. Padahal kita baru 2 minggu menjadi mahasiswi dan nih tugas uda dari 2 minggu yang lalu lho…. Parraaaahhhh….

“Woy…. Dir, kamu belum jawab pertanyaan kita nih” tanya vira setelah kita bertiga capek tertawa.
“Pertanyaan yang mana???” aku balik bertanya sambil mengangkat sebelah alisku.
“Nih anak bener-bener deh….!!!”
“Kamu ngelamunin apa sih..??? uda lah jangan mikirin Ridwan terus, pikirin nih tugas kita besok gimana… hehe pisss…???” Nallya menjawab sambil menatap mataku dan senyum menyindir.
“Ridwan..?? ngapain juga aku ngelamunin dia, kaya g ada yang lebih aneh aja selain dia….” ungkapku membela diri.
“yang bener hahahaha…… jadi selama ini dia aneh toh…. Uda 2 minggu masi belum mencoba mengobrol kamu, apa g pengen kamu…??? Hahaha” Vira meledekku.
“uda ah…. Jangan bahas dia lagi”
“hmmmm….. sebenarnya aku masih bingung sama masa depan aku, aku tidak pernah tau tujuanku, keinginanku, sampai perasaanku sebenarnya” jawabku.
Nallya dan Vira mendengarkan penuh perhatian.
“Aku bingung sama hidupku, karena itu juga aku g ingin kita bahas Ridwan dulu, aku senang kok dia selalu memperhatikan aku atau mungkin jika dia ada rasa sama aku tapi di lain sisi aku merasa tidak pantas bangga atas itu semua, aku ini bukan apa-apa, dia terlalu aneh buat aku, hehehe… karena itulah aku belum mencoba menyapa dan ngobrol sama dia..” lanjut ku dengan kepala menunduk dan menahan senyum agar kebohonganku tak terlihat oleh Nallya dan Vira.
“udah Dir, tenang aja ya…. Nanti kita bantu, kan kita teman gitu” ucap Vira pada ku.
“Thanks Guys… kalian memang teman baikku, g salah aku pilih teman hahaha” ungkapku dengan ceria dan tersenyum.
“udah yuk pulang, perpus uda mau tutup nih… “ lanjutku sambil memperlihatkan jam ditanganku pada mereka berdua.
Mereka setuju dan lupa dari rasa penasaran mereka tentang lamunanku tadi. Akhirnya kita pun kembali ke rumah masing-masing.


Lelahku slalu memandangmu
Namun ku hanya bisa tersenyum
Lelah ku slalu menunggumu
Tiada satu kata untukku
Semua yang terasa bahagiakanku
Mungkin kau yang bisa sejukkan aku selamanya….

Ku dengar lirik after pada saluran radio UG, “Jadi teringat Ridwan, sedang apa ya dia??” pikirku. “Ridwan apa kamu tahu jika aku tersiksa selama 2 minggu ini karena ulahmu, mengapa kau berhenti saat aku mulai merasakannya, merasakan sesuatu yang tak jelas, yang menumbuhkan tanda tanya besar dalam diriku”. Aku mengeluh sambil mengingat sesuatu.

Ungkapkanlah semua isi dihatimu bila kau ingikan aku
Katakanlah segera jangan terlalu lama
Karena ku butuh cinta….

Mungkinkah aku terus menunggumu, atau sebaiknya aku yang memulainya duluan…
Tapi bagaimana jika rasamu atau rasaku ternyata berbeda…
Atau apa yang harus aku lakukan jika rasa ini benar…
Ridwan… aku ingin penjelasan darimu, aku ingin kita berjalan seharian sambil mengutarakan apa yang terjadi sebenarnya… selama 2 minggu ini….
Tidak inginkah kamu berhenti menyiksa hatiku… tidak inginkah kamu tahu hatiku….
Apa kamu sudah bosan karena aku tak pernah menyapa dan mengobrol dengan dirimu saat aku di depanmu, di sebelahmu atau di belakangmu..
Ridwan… apa sebenarnya yang kamu cari… dan yang kamu tunggu dari aku.
Dan apa sebenarnya yang aku rasakan ini, hanya sebuah simpati atau perasaan kagum saja…
Rasa penasaran apa ini…


“Dir, temani aku nunggu Nallya ya di BPR (Bawah Pohon Rindang/ tempat duduk untuk ngumpul atau janjian) sebelum kelas masuk” Sapa Vira saat kita bertemu di Gerbang Kampus.
“Ok, sob…” jawabku santai.
Tin…..tin…. suara klakson motor menyapa kami yang sedang duduk, tapi aku tak melihat dari mana asal suara itu karena novel yang aku baca sedang asik.
“Hai… Vir, ngapain di sini…?? G ke kelas??” teriak si pengendara motor yang sedang menghampiri kami. Aku tetap tak berharap ingin tahu siapa orang itu.
“lagi nunggu Nallya nih, kamu sendiri kenapa g cepat-cepat parkir tuh motor kan tinggal 5 menit lagi kita masuk lho..” balas Vira dengan teriak juga.
“Ssstttttt….. g pake teriak g bisa apa kalian!!!” protes ku sambil memegang kuping dan tersadar ketika pegendara motor itu sudah ada di hadapan kita berdua.
“be……ri….sik……tau” lanjut ku dengan gugup saat pengendara motor itu membuka helm yang menutupi kepalanya tadi. Aduh kenapa aku jadi grogi gini, kacau nih…, “lebih baik aku beli air minum dulu ah” pikirku dalam hati.
“Vir, aku beli aqua dulu ya ke depan… haus ni, ok..” ungkapku sambil berdiri.
“ye…. Sini dulu lah, kenalin Wan ni Dira teman sekelas kita” Vira memegang tangan ku dan mengarahkanya pada pengendara itu untuk berkenalan.
“Ridwan….” Sapa pengendara itu membalas jabatan tanganku.
“sial ni Vira, uda kenal tw masa 2 minggu baru kenalan sekarang sih, bikin malu aja deh….” gerutuku dalam hati.
“Sal….di….ra….” balas ku dengan grogi. Ya Allah mimpi apa aku semalam, kenapa aku mesti grogi gini kan malu. Padahal sudah 2 minggu ini aku maenantikan saat seperti ini hehehe……
“aku beli minum dulu ya… uda haus banget nih…. Kalian mw nitip g???” tawar ku pada mereka.
“iya aku mw satu gelas ya” jawab Ridwan dingin.
“baiklah klo gitu…” jawabku sambil melangkah menjauhi mereka.
Lalu aku menoleh ke arah Vira dan berkata “O iy Vir, tunggu aku ya” pinta ku pada Vira.
Huh…. Bodohnya aku, kenapa aku mesti grogi sih… kenapa juga aku mesti menghindar dengan alasan beli minum, padahal kan ini lagi gerimis… huft…..
Saat aku kembali dari membeli minuman ternyata Ridwan sudah tidak ada, yang terlihat hanya Vira dan Nallya.
“nih minumnya….” Entah kenapa aku menawarkan minum pada mereka dengan rasa kecewa yang muncul tiba-tiba.
“kenapa kamu Dir?? Eh….punya Ridwan kamu bawa aja dulu, dia lagi parkir motor nanti ksi di kelas aja katanya”. Vira menjelaskan.
Hah….. apa-apa-an dia, masa aku harus kasi nih minuman sama dia sih… ah lebih baik aku alasan aja ke toilet, jadi biar Vira yang kasi deh hehehe…


Saat mata kuliah terakhir dosen masuk kelas hanya 30 menit, ya sekedar perkenalan saja. Jadi kita pulang cepat deh. Wow senangnya….. bisa lansung meluncur ke 21 nih sama Vira & Nallya dan pastinya tidak jadi pulang malam deh.
Setelah kelas bubar aku dan yang lain langsung keluar dan menuruni tangga.
“hai… vir jadi g kita nonton nih??” tanya ku pada Vira.
“sorry…. Dir aku g bisa nemenin kamu nonton nih, coz ada urusan sama pacar ku nih”. Jawab Vira.
“Oooo…. Ya uda g apa-apa kok, kamu Nallya gimana??” tanyaku pada Nallya.
“Hmmm….aku bisa sih tapi….” Jawabnya ragu.
“tapi aku mw mengantar mamaku dulu ke acara arisan keluarga nih” lanjutnya.
“hah…?? Yauda kalau begitu lain kali saja kita nontonnya deh, sebaiknya aku pulang aja melepas rasa kangenku sama mama, hehehe” ungkapku.
“beneran nih g apa Dir?? Mw diantar sampe depan g??”. tanya Vira dan Nallya bersamaan.
“beneran g apa-apa kok, tenang aja lah…. No problem, uda g usah diantar nanti kalian telat loh sama janjinya”.balasku.
“Ya uda deh kalau gitu… Bye..” Vira mengakhirinya.
Tapi entah kenapa tiba-tiba Vira berkata pada seseorang di belakang kami.
“Hey…. Kita titip Dira ya sama kamu, temenin dia jalan ke depan dan anterin sampai dia bener-bener naik angkutan ya….” Ucap Vira pada orang itu.
Aku bingung dan penasaran siapa sih orang itu, dan akhirnya akupun menoleh ke belakang dan tiba-tiba aku seperti tidak kuat untuk berjalan, detak jantungku bergetar cepat. Kenapa Viraaaaaa…….. kenapa harus RIDWAN lagi sih… ini menyebalkan….
Ku lihat Ridwan tersenyum dan membalas ucapan Vira “Oke Vir”.
“Ayo Dir, bareng ke depan…” suara Ridwan menegurku dingin dan cuek.
“Hati-hati ya Dir, dah….” Nallya berkata padaku.
“Bye…. Bye…” Vira melanjutkan.
“Bye… juga” jawabku dingin.
Akhirnya aku dan Ridwan jalan ke depan menuju gerbang tapi tiba-tiba dia menyuruhku berhenti dan bertanya padaku.
“Dira… rumah kamu dimana??? aku antar y??” tanyanya mengagetkan aku.
“…………..” bingung mw jawab apa.
“Dir, gimana??” tanyanya lagi.
“hah…?? Apa??? Kenapa?? Maaf aku g dengar nih??”dengan bingung aku menjawab seadanya (pastinya jawaban g jelas).
“yah dia tanya balik, ya uda kamu tunggu sini ya. Aku ambil motor dulu.” Jelasnya dengan pelan karena aku masih diam. Refleks ku pegang tangannya dan berkata “ja…. Ja…ngan……………..” hanya ini yang keluar dari bibirku.
“uda tenang aja, aku g akan lama kok ambilnya, Cuma 3 menit, atau kamu ikut ke parkiran ambil motor”. Jawabnya sambil senyum dan melepas tanganku lembut.
Aduh….ada apa sama aku sih… kenapa mesti gugup, ahhhhhhhh….. gimana nih, kalau aku ikut nanti dia piker aku penakut lagi, kalau aku langsung pulang saja nanti dia berpikiran yang bukan-bukan lagi. Kalau aku pulang sama dia nanti dia repot lagi, kan rumahku jauh. Apa aku alasan saja ya mamaku menjemputku. Tapi kasian nanti dia gimana.. huft…..
Tin…tin…. Sebuah motor berhenti disampingku, Ridwan menawarkan helm dan memintaku segera naik dibelakangnya.
“pegang aku erat-erat ya” katanya sambil menarik kedua tanganku untuk melingkar di pinggangnya.
“……………….” Kacauuuuuuuu.


Setelah hari itu aku selalu menghindar jika ada Ridwan. Berjuta alasan aku keluarkan pada Nallya dan Vira untuk dapat menjauh dari Ridwan.
Hingga akhirnya Ridwan meneleponku dengan alasan meminta jawaban tugas buat besok.
“Hallo…. Assalammu ‘alaikum”
“Wa’alaikum salam”
“Apa benar ini nomernya Saldira”
“Iya benar… maaf ini dengan siapa ya…??”
(sepertinya aku kenal nih suara, apa iya dia…??? Tapi mana mungkin dia kan g tahu nomor aku, lagian ngapain juga telepon aku)
“Ini aku Ridwan, Dir….masa g kenal sih sama suaraku hehe”
“hehe Ridwan toh.. ada pa??? tumben kamu telepon nih”
(hah… bener ini Ridwan???? Gilaaa…. ni cowok tahu aja sih nomer hp orang, kalau begini caranya aku harus bersikap pura-pura g tahu dengan dingin aja deh hehehe, semoga sukses)
“g ada apa-apa kok, Cuma mw tanya tugas buat besok saja nih, kamu uda belum Dir.. aku mw nyamain gitu”
“????, bentar ya aku ambi dulu bukunya”
(tumben nanya tugas sama aku, padahal kalau di kelas cueknya minta ampun deh ni cowok… )
“Oke deh”
Aku berlari ke kamar dengan cepat sampai menabrak tembok yang aku pikir itu pintu kamarku. Setelah menemukan yang aku cari aku langsung melanjutkan teleponku tadi.
“Halo…. Ridwan apa masi di sana??”
“Iy masih gimana kamu uda?? Eh ngomong-ngomong aku ganggu g nih Dir??”
“????? Hmmmm…. G kok, tenang aja aku lagi g ada kerjaan“

Pembicaraan ditelepon pun berlangsung lama karena dia banyak bertanya dan minta dijelaskan masalah tugas. Walau kadang-kadang dia bertanya yang membingungkan aku tiba-tiba. Seperti…
“ Dir, besok ke kampus yuk??”
(what???? Ke kampus??? G salah ni anak, kan g ada kuliah gitu besok, apa dia lupa jadwal y…???)
“ngapain??? Kan g ada kuliah??”
“uda jawab aja mau apa tidak itu uda cukup, jangan pake nanya deh”
(wah enak aja ni anak, tapi aku penasaran mw ngapain ya uda deh ikut aja, lagian di rumah juga g ada kerjaan besok)
“oke deh… besok aku ke kampus tapi jam berapa??”
“besok aku jemput kamu di rumah”
“……………??????”
(aduh jadi g enak pake dijemput, ada apa y kira-kira besok di kampus?? Paling juga banyak mahasiswa yang bolak-balik g jelas, atau bawa buku tebal atau yang dandan sok jadi mirip dosen hehe)
“ya udah sekarang istirahat deh kamu uda malam nih…… jangan lupa besok aku jemput kamu di rumah, jadi jangan bangun siang ya… aku malas nunggu”
(uh…. Dasar jelek ni orang, siapa dia berani ngatur begitu, salah sendiri mau jemput, aku aja g minta dia jemput, seharusnya sesuka perutku dong aku mau bangun jam berapa dan berangkat jam berapa, huft… kenapa juga aku mesti bilang dateng ke kampus besok y, SALAH BESAR SEKALI)
“hei….yang minta ditunggu gitu, o y ingat ya aku g minta dijemput jelek”
“iya…..iya…. hehehe, ya uda tunggu aku besok ya say, bye….bye..”
“say…say… sayur apa memangnya….? Iy bye juga deh…” aku mengakhiri dengan sedikit kesal.
(berani sekali dia…..!!!! pertama ngatur aku sekarang bilang “say”, bener-bener cowok yang aneh…… gayanya aja so’ cuek, so’ cool padahal LEBAY ABIZZZZZZ, hahahahahaha)
Tut……tut……tut……tut…… telepon pun berakhir.



Paginya ternyata Ridwan benar-benar menjemput aku dan aku baru sadar kalau hari ini adalah hari minggu. Karena aku bingung dan malu jadi aku ikut aja lah dia ke kampus, hari minggu paling juga g ada apa-apa di kampus, biar dia yang malu salah sendiri ngajak hari libur hehehe…

Tapi ternyata apa yang aku pikirkan salah semua, di hari minggu kampus ternyata rame… g sepi seperti dugaanku. Aduh jadi malu dalam hati nih hehe…

“Ridwan ada acara apa sih di kampus kok rame banget…??? Padahal kan hari minggu” tanyaku penasaran.
“makanya… non… ke kampus tiap hari..!!! hahahaha” ledek Ridwan.
(aku cuma senyum menahan malu)
“Di Kampus kita ini kalau hari minggu rameee karena banyak kegiatan mahasiswa, tuh liat di depan pos satpam banyak yang sedang latihan wushu, di sebelah Gedung 4 juga banyak anak BEM yang lagi berdiskusi buat kegiatan sosial, tuh anak-anak yang pake kemeja itu pada praktikum kebanyakan dari mereka itu orang-orang yang sudah bisa mencari uang sendiri alias uda kerja, trus satu lagi di sana (sambil menunjuk ke depan gerbang)anak-anak jalanan atau pengemis menjadikan kampus ini sebagai tempat latihan mereka yah…. Siapa tahu mereka bisa jadi pemain band atau seniman terkenal hehehe” jelasnya padaku.
“Ooooo….. begitu, tapi yang terakhir tuh kamu menyindir mereka ya hahahahaha”
“hahahahahaha, habis kamu itu masa kampus sendiri g tahu…”
“iya deh…… yang tahu, hihihi”
Kita berduapun bergabung dengan para anak jalanan yang lagi nyanyi di depan kampus. Dan tak ku sangka seorang Ridwan yang cuek menirutku itu ternyata bisa cepat bergabung dengan anak-anak ini, dan kita pun bercanda bersama dan makan bersama mereka, sampai akhirnya Ridwan dan anak-anak ini menyanyikan lagu khusus untukku. Oh……… harus malu atau senang aku saat ini hehehe…
Bila ada di dekatmu
Detak darahku mengencang
Pesona indah dirimu
Buatku mabuk kepayang
Jalan panjang yang kita lalui
bukanlah sebatas mimpi
Baru kini ku merasakan jatuh cinta sesungguhnya
Kau membuat jantung berdebar
Tubuhku bergetar… saat dengar bisikanmu
Kasih… seyummu selalu di hati
Sabarlah menanti ku kan bawa kau pergi

Cerita cinta para pujangga tak seindah kisah kita
Dan tak kan ada yang bisa merangkainya dalam kata-kata
Kau membuat jantung berdebar
Tubuhku bergetar… saat dengar bisikanmu
Kasih… seyummu selalu di hati
Sabarlah menanti ku kan bawa kau pergi
Mereka menyanyikan lagu milik Goliath, Oh…tidak… apa arti sebenarnya lagu ini y, hehe…. Apa benar untuk aku, mereka buat aku salah tingkah nih huhuhuhuhu

hmmm…. Ridwan karena sikap dinginmu itu aku mulai simpati padamu dan dengan sikap yang cuek kamu mengajakku mengenal kampus.
Kamu mengajarkan padaku untuk peduli pada sekitar, menikmati apa yang ada dan terjadi di hadapan kita tidak hanya sekedar menjalankannya saja.
Ridwan… Aku benar-benar menikmati rasa ini, terima kasih Tuhan…… dan terima kasih Ridwan…
Saat aku melamun dan merangkai kata dalam hati, tiba-tiba Ridwan sudah ada di hadapanku… dan memegang tanganku… Oooohhh…. Tidak kenapa aku gugup…… ada apa y???
“Dir…… dari awal perkuliahan aku merasa….” Uncapannya terhenti dan mendadak matanya menatap tajam dan tanpa senyum ke arahku.
“Hmmm???? Serius sekali kamu, ada apa?? Uda cerita aja…” tanyaku dengan bingung.
“aku merasa ada yang membuatku penasaran dengan dirimu, karena aku bingung dengan perasaanku itu akupun bersikap dingin dan cuek atau se-enaknya sama kamu…. Hmmm… maaf y……” Ridwan mengungkapkan isi hatinya dengan jujur.
“iya tenang aja aku tahu kok kalau itu, hehe…… ya uda lah ngapain juga dibahas. Yang penting kita sekarang uda jalan berdua bagiku g ada masalah kok hihhi…” dengan bingung aku menghiburnya.
“bukan itu Dir yang ingin aku dengar dari kamu,,,” ucapnya.
“…………………” (aku bingung).
“aku akan tenang jika kamu benar-benar memiliki rasa yang sama denganku, karena aku suka sama kamu, maaf kalau aku menyiksa perasaanmu mungkin” lanjutnya sambil mengusap kepalaku dengan tangannya.
“hufthhhhh…… kamu benar, itulah yang aku tunggu selama ini. Dan ternyata penantianku tidak sia-sia, hehehe”
“jadi…… sekarang kita berdua…” pertanyaanya berhenti karena terpotong olehku…
“Ssssttttt…… kita jalanin aja, biar mengalir seperti air. Kita nikmatin saja yang terjadi, ini akan lebih menyenangkan. Makasih kamu jujur dan telah mengajari aku akan sesuatu Ridwan”
“Hmmmmmm…… baiklah Dir, aku senang sekali rasanya. Tidak salah aku memilihmu hehehehe” ungkapnya.
“memilih aku buat apa…??? Hayo….??? Hehe” tanyaku sambil bergurau.
“memilih kamu untuk aku ajak jalan ke kampus hari minggu ini, hahahahahaha” ungkapnya lagi.
“huuuu…… dasar, kirain buat apa???” gerutuku.
“ye…… kesal dia, ya uda aku buat SALDIRA MULDISTY MENJADI PACARKU…… SEMOGA KITA BERDUA LANGGENG SAMPAI KAKEK NENEK YA…. wkwkwkwkwkwk….” Teriaknya dengan kencang.
“ah malu tau hahahahaha, RIDWAN Jeleeeeeeekekkekkkkkk”

“Cie………… selamat ya kak……” anak-anak tadinya bernyanyi kini mengantri mengucapkan selamat…
“Smoga cepat punya cucu y” canda mereka
“hahahahaha” kita semua tertawa bersama……


Hmmm… ternyata kampus itu berjuta ceritanya, tidak hanya cerita tentang mahasiswa yang selalu belajar untuk dapat gelar sarjana saja. Tapi juga tempat menghibur diri. Banyak kehidupan di dalamnya. Tidak hanya anak-anak yang mondar-mandir membawa buku tebal, membawa laptop, punya mobil keren, pakai drugs dan lain-lain. Tetapi juga ada kegiatan seperti wishu, kumpulan anak-anak yang aktif dengan organisasi kemahsiswaan, mahasiswa yang peduli dengan lingkungan sekitarnya seperti RIDWAN yang bermain, bercanda dan makan bareng anak jalanan…
Pokoknya tidak hanya seputar perkuliahan yang jadi bahan perbincangan, tapi juga seputar cinta, kerja-an, sahabat, musisi jalanan…… huh….. Dan sepandai-pandainya kita bergaul dengan orang, maka akan banyak manfaat yang kita dapatkan. Dan yang pasti banyak peristiwa yang bisa kita jadikan kenangan dan cerita buat anak-cucu kita nanti hehehe. Mama…… aku sudah membuktikan kalau perkataan mama itu tidak benar, karena di kampus ini aku tidak merasa sendiri, aku merasa seperti SMA sampai-sampai aku berpikir “ternyata masa indah itu bukan saat SMA melainkan saat KULIAH” hehehe. Aku punya teman, sahabat, dan kekasih yang setia membantu dan menghiburku. Terima kasih Mama, karena ucapan mamalah aku menjadi penuh semangat memilih melanjutkan Kuliah di Gunadarma. Dan terima kasih Kalian yang sudah membuat hidupku di kampus jadi lebih bermakna y… terutama Vira, Nallya dan yang penting Ridwan. Semoga hubungan kita benar-benar sampai kakek-nenek y hehehe………

Sabtu, 28 Agustus 2010

Perasaan takut pasti dimiliki setiap orang. Tapi takut seperti apa yang dirasakannya, yang membedakan. Saat aku masi kecil aku masi belum punya rasa takut yang begitu besar, yaitu takut kehilangan sesuatu yang berharga bagiku. Karena aku masi belum mengerti apa yang berharga sebenarnya...
Semakin aku mengenal dunia, aku mulai merasakan apa yang berharga itu. Kata berharga adalah sesuatu yang benar-benar berarti buat aku dan hidupku, sesuatu yang menempati ruang tersendiri di hati ini, sesuatu yang terasa sakit jika tak tersampaikan maksudku.
Namun saat aku tahu itu berharga, aku membuat sedikit permainan. Permainan yang melukai mereka disekitar aku. Permainan yang aku sendiri g tahu gimana menyelesaikannya.
Aku yang tak pernah ingin tahu mereka.

Minggu, 20 Juni 2010

strategi bisnis

Strategi bisnis arti pesaing dalam manajemen bisnis dan strategi bisnis

Saat ini hanya ada 2 produsen prosesor yang “terdengar” di dunia ini, Intel Corp dan AMD yang secara mati-matian bersaing dengan strategi bisnis terobosannya. Secara umum penguasaan pasar masih dipegang Intel, namun disisi lain AMD juga memiliki kelompok segmen yang sangat fanatis, karena performa yang tinggi namun harga yang sedikit lebih murah.
Seorang narasumber di bidang pengadaan komputer, pernah saya tanya apakah mungkin Intel menguasai pasar prosesor dengan model manajemen AMD, jawabnya “pasti bisa” bahkan mungkin membinasakan produsen AMD. Namun saya berpikir apakah kalo Intel membinasakan AMD, apa malah nanti Intel Corp tidak terbentur Hukum Anti MOnopoli di banyak negara terutama USA? Kalo ini terjadi strategi bisnis jadi mentah kembali karena terbentur undang2.

Sehingga AMD sebagai pesaing Intel tentunya tidak mungkin dibinasakan Intel, karena justru dengan adanya AMD memberikan jalan menuju penguasaan pasar prosesor, terutama saat ada proses tender atau seleksi walau tentunya hanya 2 perusahaan itulah yang selalu muncul dalam proses tenderisasi pengadaan prosesor di dunia ini, walaupun kita tau VIA juga mempunyai produk prosesor walau nyaris tidak terdengar, dan produknya tida sehebat AMD atau intel.


Hikmah dari kasus di atas bahwa secara strategic, makna pesaing dalam strategi bisnis adalah:
1. Sebagai partner dalam menguji prestasi internal organisasi
2. Sebagai pemacu peningkatan kinerja secara berkelanjutan
3. Sebagai pembanding output baik layanan dan produk
4. Sebagai alat uji pasar, kecuali pada pasar bersifat dominan dan monopoli
5. PEsaing dijadikan barometer dalam inovasi-inovasinya
6. Meningkatkan adrenalin jiwa bersaing secara individu dan teamwork
7. Pesaing adalah partner/sahabat terbaik pada wilayah anti monopoli

Dalam strategi bisnis, pesaing bisa diposisikan sebagai rival dan parner. Tergantung bagaiman pengaruh internalnya.

Sumber :http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/

strategi marketing

Strategi marketing personal selling 5 penyebab utama penolakan membeli produk

personal selling adalah bagian dari Strategi marketing perusahaan yang merupakan langkah konkret dalam membangun penjualan langsung dan bertujuan bertemu dengan masyarakat. Dalam kaitan ini sang sales atau pelaku marketing mempunyai kesempatan untuk secara langsung mengetahui sejauh mana produk atau layanan direspon secara cepat oleh masyarakat entah itu dalam bentuk penolakan atau persetujuan membeli.


Strategi marketing yang perfect tentu sudah membekali tim yang secara langsung dalam proses personal selling dengan antisipasi lapangan dan taktik membujuk yang relevan, sopan dan efektif. Namun masyarakat tetap saja boleh menolak, karena secara umum budaya, kemampuan dalam masyarakat mampu mempengaruhi keputusan

Di bawah ini ada 5 alasan utama kenapa masyarakat menolak produk atau layanan anda:

1. Harga

Harga merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan penolakan sebuah produk. Memang harga bisa dikompromi, secara umum kompromi ada 2, pertama kompromi teradap harga, wujudnya diskon, namun diskon bukanlah faktor utama pelangkap harga. Kedua pola pembayaran, kredit 1. Sd 3 kali atau 1.sd 3 bulan,merupakan bentuk toleransi terhadap harga, dan secara umum kredit 3 bulan dari sisi perusahaan mungkin tidak secara langsung mengurangi harga, namun secara perputaran uang sebenernya menambah beban efektitas perputaran modal, return of investment. Selain harga juga dipengaruhi oleh 4 faktor lainnya

2. Loyalitas pada pemasok lama

KEtika dalam proses penawaran yang bersifat personal selling, maka uji coba produk langsung merupakan langkah yang baik dalam strategi memarketing kanproduk. Karena masyarakat terkadang lebih nyaman dengan pemasok lama yang proses transaksi terbukti dalam sekian waktu. Loyalitas terhadap pemasok lama merupakan tantangan yang nyata saat ini, kecuali barang adalah benar-benara baru dan belum lama diketahui oleh masyarakat. Strategi lain dilapangan berikut kejutan, bahwa anda sebagai pemasok kedua tetap dapat memberikan layanan sebaik pemasok sebelumnya plus bonus yang ditambahkan, bonus tidak harus uang.

3. Tak mampu membuat keputusan

Sales yang paham betul akan kaedah-kaedah personal selling sangat memahami bahwa ketika menawarkan kepada masyarakat sering terjadi penolakan sesaat karena tidak mampunya calon pelanggan untuk memutuskan, untuk itu jangan terlalu memaksa, dan ada kesan mengejar, cobalah dengan mencari tahu kemungkinan pelaung pertemuan kedua, ketiga baik dengan mengkoleksi no hp,email, alamat rumah dan sahabatnya.

4. Faktor Produk yang kurang kompetitif

Banyak produk yang ditawarkan ke masyarakat adalah produk inovasi yang hebat, namun bukan produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Produk yang hebat adlah produk yang mampu bersaing saat ini dank an dating, kenapa karena tolak ukur kompetensi barang di era sekarang adalah pembuktian, visualisasi dan penjelasan teknis. Untuk itu jika produk anda masih baru atau belum popular, maka pahamilah kualifikaasi teknis dan speknya, agar dengan memahami 2 hal tersebut mampu jadi alas an untuk membujuk, selain dari fisik barang tersebut. Misal produk obat herbal, bahwa anda paham ganggang di Afrika adalah yang terbaik karena steril dan jauh dari pemukiman,sedang ganggang Indonesia kurang steril. Dari ruang kontroversi itu ketika anda menjual obat dari bahan ganggang,maka sales sudah mempunyai 2 senjata, dan kondisi akan berbeda jika hanya mengetahui bsatu hal yaitu bahwa ganggang Afrika adalah yang terbaik. Produk yang kurang kompetitif, bisa dikamuflase dengan faktor lain yang kompetitif walau itu sekedar informasi tambahan.

5. Tidak menyukai perusahaan, sistem dan penjualnya

Ketika sebuah perusahaan menerapkan strategi marketing dengan memproduksi susu yang berbeda-beda sampai 5 produk susu, maka ketika salah satu produk bermasalah dan terbukti membuat masyarakat resah maka kemungkinan 4 produk lainnya akan memancing respon dari masyarakat, dan bisa saja respon itu negative, takut memkonsumsi 4 lainnya.

Sumber :http://ipan.web.id/strategi-marketing-personal-selling-5-penyebab-utama-penolakan-membeli-produk/

;;