Minggu, 20 Juni 2010
Strategi bisnis arti pesaing dalam manajemen bisnis dan strategi bisnis
Saat ini hanya ada 2 produsen prosesor yang “terdengar” di dunia ini, Intel Corp dan AMD yang secara mati-matian bersaing dengan strategi bisnis terobosannya. Secara umum penguasaan pasar masih dipegang Intel, namun disisi lain AMD juga memiliki kelompok segmen yang sangat fanatis, karena performa yang tinggi namun harga yang sedikit lebih murah.
Seorang narasumber di bidang pengadaan komputer, pernah saya tanya apakah mungkin Intel menguasai pasar prosesor dengan model manajemen AMD, jawabnya “pasti bisa” bahkan mungkin membinasakan produsen AMD. Namun saya berpikir apakah kalo Intel membinasakan AMD, apa malah nanti Intel Corp tidak terbentur Hukum Anti MOnopoli di banyak negara terutama USA? Kalo ini terjadi strategi bisnis jadi mentah kembali karena terbentur undang2.
Sehingga AMD sebagai pesaing Intel tentunya tidak mungkin dibinasakan Intel, karena justru dengan adanya AMD memberikan jalan menuju penguasaan pasar prosesor, terutama saat ada proses tender atau seleksi walau tentunya hanya 2 perusahaan itulah yang selalu muncul dalam proses tenderisasi pengadaan prosesor di dunia ini, walaupun kita tau VIA juga mempunyai produk prosesor walau nyaris tidak terdengar, dan produknya tida sehebat AMD atau intel.
Hikmah dari kasus di atas bahwa secara strategic, makna pesaing dalam strategi bisnis adalah:
1. Sebagai partner dalam menguji prestasi internal organisasi
2. Sebagai pemacu peningkatan kinerja secara berkelanjutan
3. Sebagai pembanding output baik layanan dan produk
4. Sebagai alat uji pasar, kecuali pada pasar bersifat dominan dan monopoli
5. PEsaing dijadikan barometer dalam inovasi-inovasinya
6. Meningkatkan adrenalin jiwa bersaing secara individu dan teamwork
7. Pesaing adalah partner/sahabat terbaik pada wilayah anti monopoli
Dalam strategi bisnis, pesaing bisa diposisikan sebagai rival dan parner. Tergantung bagaiman pengaruh internalnya.
Sumber :http://ipan.web.id/strategi-bisnis-arti-pesaing-dalam-manajemen-bisnis-dan-strategi-bisnis/
Label: tugas manajemen strategi
Strategi marketing personal selling 5 penyebab utama penolakan membeli produk
personal selling adalah bagian dari Strategi marketing perusahaan yang merupakan langkah konkret dalam membangun penjualan langsung dan bertujuan bertemu dengan masyarakat. Dalam kaitan ini sang sales atau pelaku marketing mempunyai kesempatan untuk secara langsung mengetahui sejauh mana produk atau layanan direspon secara cepat oleh masyarakat entah itu dalam bentuk penolakan atau persetujuan membeli.
Strategi marketing yang perfect tentu sudah membekali tim yang secara langsung dalam proses personal selling dengan antisipasi lapangan dan taktik membujuk yang relevan, sopan dan efektif. Namun masyarakat tetap saja boleh menolak, karena secara umum budaya, kemampuan dalam masyarakat mampu mempengaruhi keputusan
Di bawah ini ada 5 alasan utama kenapa masyarakat menolak produk atau layanan anda:
1. Harga
Harga merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan penolakan sebuah produk. Memang harga bisa dikompromi, secara umum kompromi ada 2, pertama kompromi teradap harga, wujudnya diskon, namun diskon bukanlah faktor utama pelangkap harga. Kedua pola pembayaran, kredit 1. Sd 3 kali atau 1.sd 3 bulan,merupakan bentuk toleransi terhadap harga, dan secara umum kredit 3 bulan dari sisi perusahaan mungkin tidak secara langsung mengurangi harga, namun secara perputaran uang sebenernya menambah beban efektitas perputaran modal, return of investment. Selain harga juga dipengaruhi oleh 4 faktor lainnya
2. Loyalitas pada pemasok lama
KEtika dalam proses penawaran yang bersifat personal selling, maka uji coba produk langsung merupakan langkah yang baik dalam strategi memarketing kanproduk. Karena masyarakat terkadang lebih nyaman dengan pemasok lama yang proses transaksi terbukti dalam sekian waktu. Loyalitas terhadap pemasok lama merupakan tantangan yang nyata saat ini, kecuali barang adalah benar-benara baru dan belum lama diketahui oleh masyarakat. Strategi lain dilapangan berikut kejutan, bahwa anda sebagai pemasok kedua tetap dapat memberikan layanan sebaik pemasok sebelumnya plus bonus yang ditambahkan, bonus tidak harus uang.
3. Tak mampu membuat keputusan
Sales yang paham betul akan kaedah-kaedah personal selling sangat memahami bahwa ketika menawarkan kepada masyarakat sering terjadi penolakan sesaat karena tidak mampunya calon pelanggan untuk memutuskan, untuk itu jangan terlalu memaksa, dan ada kesan mengejar, cobalah dengan mencari tahu kemungkinan pelaung pertemuan kedua, ketiga baik dengan mengkoleksi no hp,email, alamat rumah dan sahabatnya.
4. Faktor Produk yang kurang kompetitif
Banyak produk yang ditawarkan ke masyarakat adalah produk inovasi yang hebat, namun bukan produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Produk yang hebat adlah produk yang mampu bersaing saat ini dank an dating, kenapa karena tolak ukur kompetensi barang di era sekarang adalah pembuktian, visualisasi dan penjelasan teknis. Untuk itu jika produk anda masih baru atau belum popular, maka pahamilah kualifikaasi teknis dan speknya, agar dengan memahami 2 hal tersebut mampu jadi alas an untuk membujuk, selain dari fisik barang tersebut. Misal produk obat herbal, bahwa anda paham ganggang di Afrika adalah yang terbaik karena steril dan jauh dari pemukiman,sedang ganggang Indonesia kurang steril. Dari ruang kontroversi itu ketika anda menjual obat dari bahan ganggang,maka sales sudah mempunyai 2 senjata, dan kondisi akan berbeda jika hanya mengetahui bsatu hal yaitu bahwa ganggang Afrika adalah yang terbaik. Produk yang kurang kompetitif, bisa dikamuflase dengan faktor lain yang kompetitif walau itu sekedar informasi tambahan.
5. Tidak menyukai perusahaan, sistem dan penjualnya
Ketika sebuah perusahaan menerapkan strategi marketing dengan memproduksi susu yang berbeda-beda sampai 5 produk susu, maka ketika salah satu produk bermasalah dan terbukti membuat masyarakat resah maka kemungkinan 4 produk lainnya akan memancing respon dari masyarakat, dan bisa saja respon itu negative, takut memkonsumsi 4 lainnya.
Sumber :http://ipan.web.id/strategi-marketing-personal-selling-5-penyebab-utama-penolakan-membeli-produk/
Label: tugas manajemen strategi
Belum Bisa Ekspor, Pupuk Kaltim Rugi Rp 50 M per Bulan
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance
Jakarta - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) harus menelan kerugian Rp 50 miliar per bulan karena menumpuknya stok pupuk urea di gudang miliknya. Untuk itu, perseroan berharap agar pemerintah segera merestui PKT untuk mengekspor pupuk tersebut.
Direktur Utama PKT, Hidayat Nyakman, mengakui saat ini perseroan memang memiliki kelebihan stok hingga 520 ribu ton di gudang. Kondisi ini akan terus meningkat dalam satu sampai dua bulan ke depan karena perseroan masih terus melakukan kegiatan produksi.
"Kalau terus menumpuk nanti pupuknya bisa keras, belum ada yang hilang, belum biaya gudang. Sekarang ini setiap bulannya kami merugi Rp 50 miliar. Jadi, kami harap izin ekspor ini segera diberikan," kata Hidayat saat berbincang dengan detikFinance, Minggu (20/6/2010).
Hidayat menyatakan, beberapa bulan lalu perseroan memang telah mengajukan permohonan ekspor pupuk urea sebanyak 400 ribu ton. Namun, hingga kini izin itu belum juga keluar.
"Itu masih diurus. Sekarang sudah di Kantor Menko Perekonomian," jelasnya.
Ditambahkannya, jika izin telah dikeluarkan maka perseroan segera menggelar tender ekspor pupuk, yang akan diikuti oleh para trader (perusahaan dagang). Nantinya pemenang tender akan menjual pupuk tersebut ke India, Pakistan dan Vietnam.
"Mudah-mudahan semester-II tahun ini, ekspor sudah bisa kami lakukan," paparnya.
(epi/wep)
Sumber : http://m.detik.com
Label: tugas manajemen strategi
A. Pengertian Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan
B. Tujuan likuidasi
• Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum dari realisasi aktiva.
• Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
• Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran dari pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan dan kerugian.
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).
Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
Merger adalah proses difusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Merger terbagi menjadi tiga, yaitu:
* Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
* Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.
* Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang disatukan.